Kekaisaran Jepang menyerah kepada kekuatan Sekutu pada 2 September 1945, setelah pengeboman Hiroshima dan Nagasaki yang menyusul peristiwa seperti kekalahan di Perang Pasifik dan perang Tiongkok-Jepang Kedua terhadap negara-negara Sekutu pada perang Dunia II.
Penyerahan tersebut diikuti oleh pendudukan Sekutu atas Jepang dan konstitusi baru yang dirumuskan dengan keterlibatan Amerika Serikat. Konstitusi baru Jepang mulai berlaku 3 Mei 1947 yang secara resmi merombak bentuk kekaisaran menjadi monarki konstitusional dengan Kaisar sebagai kepala negara dan perdana menteri sebagai kepala pemerintahan.
Lembaga penyiaran publik NHK melaporkan bahwa Kaisar Jepang, Akihito telah menyatakan keinginannya untuk turun tahta dalam beberapa tahun ke depan. Pria berusia 82 tahun ini mengatakan tidak ingin bertahan menjadi seorang Kaisar bila harus mengurangi tugas resminya, berhubung ia mempunyai masalah dengan kesehatannya dalam beberapa tahun terakhir.
Namun juru bicara istana membantah adanya rencana resmi Raja untuk turun tahta. Dan apa yang menjadi langkah tersebut, belum pernah terjadi sebelumnya pada Kekaisaran Jepang modern.
Sebuah sumber pemerintah yang tidak disebutkan namanya mengatakan kepada kantor berita Kyodo Jepang, bahwa Kaisar telah merenungkan akan hal ini selama sekitar satu tahun yang lalu. Meski beliau memainkan peran seremonial, tetapi ia sangat dihormati oleh rakyatnya.
Sumber istana yang juga tidak disebutkan namanya mengatakan kepada NHK, “Pihak keluarga telah menerima keputusan Kaisar”
Antara pihak istana maupun pihak pemerintah harus bersiap-siap merevisi ulang hukum Imperial Household sebagai kemungkinan saat pelepasan berlangsung. Di mana perubahan nantinya yang menetapkan aturan suksesi, akan memerlukan persetujuan dari parlemen Jepang.
Kaisar Akihito, yang bertahta selama 27 tahun, dikagumi karena menjauhkan monarki kepemimpinan dengan agresif Nasionalisme pada Perang Dunia II.
Menurut Wartawan BBC Steve Evans di ibukota, Tokyo, Akihito akan menjadi kaisar Jepang pertama yang turun tahta dalam 200 tahun. Pada tahun 1989 ia menggantikan ayahnya, Hirohito, yang diberi gelar dewa yang tinggal di Jepang hingga akhirnya ia dilucuti dari perannya oleh kemenangan Amerika. Dan menuliskan konstitusi pasca perang di negara itu.
Pada tahun 2003 Kaisar Akihito menjalani operasi kanker prostat, dan operasi bypass jantung empat tahun lalu. Pada tahun 2011, ia mengambil langkah yang sangat tidak biasa dalam pidato Nasionalnya yang disiarkan televisi setempat setelah gempa bumi dan tsunami yang terjadi di Fukushima.
Berikut Lima Hal Tentang Kaisar Akihito;
- Telah mengadopsi gaya yang lebih modern serta berupaya untuk menarik keluarga kekaisaran dekat dengan rakyat
- Dia menikah dengan rakyat biasa pada tahun 1959. Kisah cinta mereka dikenang masyarakat sebagai "cinta tenis", karena keduanya bertemu di lapangan tennis. Bersama dengan Permaisuri Michiko, ia dikaruniai tiga orang anak
- Telah berusaha untuk menyembuhkan trauma akibat Perang Dunia II, pada tahun lalu dalam pidatonya mengatakan: "Bila mengenang kembali masa lalu, tentu kita begitu menyesali dengan terjadinya perang.
Saya berdoa agar tragedi perang ini tidak terulang lagi dan bersama-sama menyampaikan belasungkawa serta penyesalan mendalam, bagi mereka yang telah gugur dalam pertempuran dan kerusakan akibat perang" - Mengejutkan banyak orang di Jepang, mengakui keturunan Koreanya ketika Piala Dunia 2002. Di mana, Jepang dan Korea Selatan saat itu menjadi tuan rumah, dan
- Menyenangi biologi kelautan dan dia adalah seorang ahli ikan goby.
Demikian sekilas tentang Kaisar Jepang Ingin Turun Tahta dan Inilah 5 Hal Tentang Dirinya
0 comments