Tiga ledakan yang menghantam Bandara Internasional Ataturk Istanbul, Selasa, menewaskan puluhan orang dan melukai lebih dari 100 orang. Rangkaian serangan terbaru kali ini merupakan yang terbesar pada tahun ini. Di mana sebelumnya, juga pada bulan ini:
"Sebagian besar" dari korban adalah warga Turki tetapi terdapat pula warga asing di antara para korban ledakan tersebut, kata seorang pejabat.

Menteri Kehakiman Bekir Bozdag mengatakan,31 orang tewas dalam serangan itu dan 147 orang terluka. Sementara pejabat senior di pemerintah kota Istanbul mengatakan kepada The Associated Press, bahwa itu bisa saja bertambah. Pada awalnya memang dikatakan, hampir 50 orang telah meninggal, tetapi kemudian dikatakan lagi bahwa angka itu mungkin saja bisa meningkat melebihi angka tersebut.
Juru bicara pemerintahan Australia yang berada di Istanbul mengatakan, pemerintah Australia sudah menerima laporan. Konsulat kedutaan Australia di Ankara maupun yang berada di Istanbul, telah bersiaga seandainya ada dampak yang ditimbulkan dari serangan di Bandara tersebut.
Dari penuturan beberapa saksi yang berada di lokasi kejadian bahwa sebelum terjadi ledakan, ada seorang pria yang menembak secara acak ke kerumunan orang.
"Kami baru saja tiba untuk jadwal keberangkatan internasional dan melihat pria itu secara acak menembak," kata Paul Roos, 77, seorang turis asal Afrika Selatan yang sedang dalam perjalanan pulang ke Cape Town bersama dengan istrinya

"Dia menembaki siapa pun yang berada di depannya. Dia mengenakan pakaian serba hitam. Wajahnya tidak memakai topeng. Jaraknya dengan Saya, mungkin sekitar 50 meter
"Kami masuk di bawah kolong meja tapi aku sekali-kali berdiri dan mengawasinya. Dua ledakan meledak sesaat secara bersamaan. Pada saat itu pula ia berhenti menembak," kata Roos
"Dia berbalik dan bergerak ke arah kami. Dia memegang pistolnya di dalam jaketnya. Dia memandang sekelilingnya dengan cemas untuk melihat apakah ada orang yang akan menghentikannya dan kemudian turun menggunakan eskalator ... Kami mendengar lagi suara tembakan dan kemudian ledakan lain, dan kemudian itu berakhir"
Bukan hanya itu, menurut reporter NBC yang berbasis di Istanbul Seorang saksi mengatakan, bahwa ia melihat seorang polisi bergulat dengan seorang pembom bunuh diri, lalu kemudian penyerang meledakkan bomnya.
Dogan News Agency mengutip dari sumber di kepolisian mengatakan: "ISIS berada di belakang serangan itu". Namun salah seorang pejabat Turki mengatakan, bagaimanapun juga masih terlalu dini untuk membenarkan informasi itu. Jawabnya ketika ditanya tentang pemberitaan dari Dogan News Agency.
Sementara, Gubernur Vasip Sahin telah mengkonfirmasi penyerangan ini melalui TV lokal, bahwa tiga pembom bunuh diri memang telah melakukan serangan pada hari Selasa.
Turki telah mengalami serentetan pemboman pada tahun ini, termasuk dua serangan bunuh diri di kawasan wisata Istanbul yang ditengarai dilakukan oleh ISIS. Dan dua pemboman mobil di Ibukota, Ankara, yang diklaim dilakukan oleh kelompok Militan Kurdi.
Di mana dalam serangan itu, sebuah bom mobil yang meledakkan Bus Polisi di pusat Kota Istanbul, dekat pusat kunjungan wisata yang berdekatan dengan universitas dan kantor walikota setempat. Serangan ini tlah menewaskan 11 orang dan melukai 36 orang.
Tampaknya wilayah Turki benar-benar dalam guncangan teror. Bayangkan saja, dalam sebulan sudah terjadi tiga kali aksi penyerangan dan kesemuanya diakibatkan karena aksi bom bunuh diri. Dan yang terakhir Ledakan di Bandara Istanbul Turki, Menewaskan Puluhan Orang
0 comments