Tuesday, December 20, 2016

Duta Besar Rusia Untuk Turki Terbunuh Di Ankara

US Google Trends - Duta Besar Rusia untuk Turki yang berkunjung ke pameran seni Ankara pada Senin malam (19/12) terbunuh oleh seorang pria bersenjata. Pria ini meneriakkan agar tidak melupakan Aleppo dan Suriah.

Pria bersenjata, yang dijelaskan oleh para pejabat Turki adalah seorang polisi yang sedang tidak bertugas (off) berusia 22 tahun. Juga tlah melukai sedikitnya tiga orang lainnya seperti terlihat melalui rekaman kamera CCTV. Pihak berwenang Turki mengatakan, penyerang itu tewas oleh petugas lainnya dalam aksi baku tembak.

Duta Besar Rusia Untuk Turki Terbunuh Di Ankara
Pembunuhan ini merupakan kegagalan keamanan memalukan bagi Turki. Memaksa Turki dan Rusia untuk menghadapi krisis baru yang terkait langsung dengan konflik Suriah yang sekarang memasuki tahun keenam.
Implikasi jangka panjang antara hubungan Rusia -Turki, yang telah memanas baru-baru ini setelah terjun setahun yang lalu, sepertinya tidak akan selesai. Namun beberapa pengamat mengatakan bahwa pembunuhan tersebut bisa saja menimbulkan perpecahan baru. Ataupun sebaliknya, akan membawa kedua negara lebih dekat bersama-sama dalam pertarungan bersama melawan terorisme.

Presiden Vladimir V. Putin melalui televisi Rusia mengatakan, bahwa tewasnya Mr. Karlov (Duta Besar) bertujuan mensabotase hubungan antara Rusia dengan Turki. Sementara Presiden Turki, Recep Tayyip Erdogan via sambungan telepon, kedua pemimpin sepakat untuk bekerja sama dalam menyelidiki pembunuhan, terutama dalam memerangi terorisme secara luas.

Dalam pertemuan darurat dengan Menteri Luar Negeri Sergey V. Lavrov dan pejabat tinggi lainnya, Putin mengatakan, "Hanya ada satu jawaban untuk ini - Meningkatkan perang melawan terorisme, dan para bandit akan merasakan ini"

Erdogan, dalam pidatonya pada Senin malam (19/12) mengatakan, pembunuhan itu adalah provokasi yang dimaksudkan untuk menggagalkan upaya Turki dan Rusia bekerjasama lebih erat dalam isu-isu regional dan hubungan ekonomi.

"Kami tahu bahwa ini adalah provokasi yang bertujuan untuk menghancurkan proses normalisasi hubungan Turki-Rusia," kata Erdogan, "Tapi pemerintah Rusia dan Republik Turki tidak akan terpengaruh dengan provokasi tersebut"

Duta Besar Rusia Untuk Turki Terbunuh Di Ankara

Pembunuhan itu terjadi pasca demonstran Turki marah atas dukungan Rusia bagi pemerintah Suriah dalam konflik serta peran Rusia dalam pembunuhan dan perusakan di Aleppo, kota Suriah utara.

Menurut beberapa akun media sosial dari detik-detik penembakan di Pusat Seni Kontemporer di daerah Cankaya Ankara. Duta Besar Rusia ditembak dari belakang dan langsung roboh ke lantai saat ia berbicara di sebuah pameran foto.

Seorang pria bersenjata, mengenakan setelan serba gelap, terlihat dalam rekaman video penyerangan melambaikan pistol dan berteriak dalam bahasa Arab.

Kemudian ia beralih ke warga Turki lalu berteriak: "Jangan lupa Aleppo, jangan lupa Suriah! Mundur! Mundur! Hanya kematian yang dapat membawa saya dari sini"

Hasim Kilic, fotografer Turki untuk organisasi berita Hurriyet yang menyaksikan serangan itu dan menjual hasil jepretannya ke Reuters. Mengatakan dalam sebuah wawancara via telepon, bahwa pria bersenjata itu menembak Duta Besar (sebanyak) tujuh tembakan - "empat dari belakang, tiga saat tubuh (Duta Besar) berada di tanah"

Sang Fotografer, yang bersembunyi di balik meja koktail sekitar 12 kaki jauhnya, mengatakan pria bersenjata itu telah memerintahkan semua orang agar keluar dan menolak permintaan seorang penjaga keamanan agar menjatuhkan senjatanya, "Panggil polisi, dan aku akan mati di sini," Kata Mr. Kilic menirukan ucapan si penyerang.

Para pejabat Turki mengatakan pria bersenjata itu tewas setelah baku tembak dengan pasukan khusus Turki.

Duta Besar Rusia Andrey G. Karlov, memulai karirnya sebagai seorang diplomat pada tahun 1976, bekerja secara luas di Korea Utara lebih dari dua dekade, pra region pada tahun 2007. Dan menurut biografi pada website Kedutaan Besar Rusia, beliau menjadi duta besar pada bulan Juli 2013.

SUMBER : NEW YORK TIMES
Load disqus comments

1 comments: