Google Doodle kali ini diisi oleh novel fantasi anak-anak berjudul The Neverending Story yang telah genap ke-37 tahun sejak kali pertama dipublikasikan.
Buku hasil karya Michael Ende ini menduduki puncak teratas dari beberapa daftar buku terlaris di Jerman saat dirilis pada 1 September 1979 lalu. Dan berhasil menjual puluhan juta eksemplar di seluruh dunia.

Kisah mempesona seorang anak kesepian bernama Bastian Balthazar Bux, diisi buku ia menemukan sebuah toko barang antik. Di mana, di dalam Buku itu dipuji karena menyisipkan unsur subversi (merujuk kepada salah satu upaya pemberontakan dalam merobohkan struktur kekuasaan termasuk negara) yang unik dari norma-norma dongeng yang ada.
Berikut beberapa fakta yang perlu diketahui tentang buku yang memukau banyak orang beserta penulisnya;
- Katanya, si Penulis "tidak tahu bagaimana menulis buku anak-anak"
Michael Ende, lahir di Garmisch-Partenkirchen. Ende adalah anak satu-satunya dari surrealist artist Edgar Ende. Dia memulai menulis sketsa satir atau sindiran-sindiran untuk kabaret dan sebagai penulis film dan teater reviews untuk radio Munich.
Kemudian, salah satu teman seprofesi Ende memintanya untuk menulis teks di buku anak-anak yang ia gambar (ilustrasikan). Yaitu Jim Button and Luke the Engine Driver – yang menjadi Best Seller pertamanya.
Kepada majalah People dia mengatakan: "Saya tidak tahu bagaimana menulis buku anak-anak" Ucapnya. - Setiap bab dimulai dengan urutan huruf alfabet
Saat dirilis, buku itu dipuji karena memiliki komposisi yang lain dari yang lain. Memiliki dua narasi yang sedang berlangsung dan pada setiap bab, diberi warna berbeda. Dan setiap pendahuluan bab ini dimulai dengan huruf alfabet, misalnya dari A sampai Z.
Illustrator Roswitha Quadflieg menyadari, bahwa nuansa cerita mistis yang menghiasi setiap bab awal, diambil dari asal-usul pada abad pertengahan. - Michael Ende Menyebut film dari adaptasi bukunya sebagai film 'Revolting Movie'
Banyak yang mengetahui bahwa film buatan tahun 1984, yang pada saat itu merupakan produksi film bioskop termahal di Jerman. Yakni, dengan menghabiskan biaya produksi sekitar $ 27 Juta Dollar, diadaptasi dari buku The Neverending Story.
Lokasi pembuatan film sebagian besar adegannya diambil di Bavaria Studios, Munich. Adegan Bastian saat di rumah, saat di toko buku, dan ketika melarikan diri dari para penganiaya yang kesemuanya tertembak di Gastown, lingkungan di pusat kota Vancouver, British Columbia.
Meski telah berkolaborasi dengan penulis naskah film, Ende saat konferensi pers, malah mengecam film tersebut dengan menyebutnya sebagai "film memberontak". Dan menuntut, agar namanya dihapus dari orang-orang di balik pembuatan film itu.
Ia mengklaim (Ende) bahwa,: "Para pembuat film sama sekali tidak mengerti tentang buku. Mereka cuma ingin menghasilkan uang (saja)"
Selain pernyataannya di atas, iapun mengkritik adanya unsur pornografi di film tersebut, yaitu patung Sphinx (wanita) yang bertelanjang dada ditampilkan di dalam film, Ende mengatakan: "The Sphinxes layaknya penari strippers yang sedang duduk di padang pasir…" - Buku ini menjadi simbol gerakan anti-nuklir Jerman Barat
Novel ini memenangkan serangkaian penghargaan kritis di Eropa termasuk Buxtehuder Bulle dan Wilhelm Hauff Prizes di Jerman, Premio Europeo "Provincia di Trento" award di Italia, dan penghargaan Internasional Janusz Korczak Prize di Polandia.

Demikian Google Doodle trends berjudul 4 Fakta Tentang Novel The Neverending Story Yang Menjadi Doodle Google. Yang dikutip dari sumber independent.co.uk. Sekian
0 comments