Saturday, September 03, 2016

Presiden Filipina Abaikan Isu Pembunuhan Dirinya, Bom Pun Meledak

MANILA - Sedikitnya 12 orang tewas, dan puluhan orang luka-luka akibat ledakan yang mengguncang sebuah pasar malam terkenal di Davao, kota asal Presiden Filipina, Rodrigo Duterte.

Sebelum memenangkan pemilu nasional pada bulan Mei, Presiden Duterte sangat populer di Kota Davao, karena ia pernah menjabat sebagai walikota di kota itu selama lebih dari 22 tahun. Dan semenjak terpilih pada bulan Juni lalu, lebih dari 2.000 orang tewas dalam operasi polisi.

Presiden Filipina Abaikan Isu Pembunuhan Dirinya, Bom Pun Meledak
"Penyelidikan awal menunjukkan mereka menemukan pecahan peluru dari perangkat peledak berbasis mortir yang dimodif," kata sekretaris komunikasi presiden Martin Andanar kepada radio DZMM, menurut AFP.
Insiden ledakan itu terjadi di selatan Kota Davao dan memporak porandakan sebuah pasar jalanan di dekat Hotel elit Marco Polo.

Sebelumnya, dalam sebuah wawancara dengan CNN Filipina, juru bicara Kepresidenan, Ernesto Abella mengatakan sedikitnya 10 orang tewas dan 60 orang luka-luka ketika ledakan terjadi sekitar pukul 10:20 pada hari Jumat (2 September).


"Tidak ada yang spesifik ... Tidak ada penyebab spesifik atau alasan pada tahap ini yang bisa kita sampaikan," katanya.

Walikota Davao, Paolo Duterte, yang juga merupakan anak dari Presiden Duterte ini kemudian menegaskan bahwa "setidaknya ada 10 orang yang tewas" - lima pria dan lima perempuan, termasuk tiga tukang pijat.

Presiden Filipina Abaikan Isu Pembunuhan Dirinya, Bom Pun Meledak

Polisi lalu mengatakan bahwa 12 korban yang dibawa ke rumah sakit, dua di antaranya telah meninggal dari sedikitnya 30 orang yang terluka.

"Saat ini kami belum bisa memberikan jawaban yang pasti untuk pertanyaan siapa yang ada di balik ini, karena kami juga mencoba menentukan apa yang benar-benar meledak," kata Walikota Duterte dalam sebuah postingan di halaman Facebook pemerintah kota.

Dia mengatakan kepada wartawan, bahwa sebelumnya ia menerima ancaman serangan terhadap kota Davao dari sumber tak dikenal dua hari yang lalu.

Sementara, Presiden Duterte, 71, yang berada di Davao untuk mempersiapkan perjalanan kenegaraannya dalam minggu ini ke Brunei, dilaporkan telah tiba di lokasi.

Tim investigasi di tempat kejadian menolak untuk berspekulasi apakah itu bom. Ada laporan bahwa hal itu bisa saja akibat ledakan cairan gas minyak bumi, namun saksi mata yang berada saat kejadian mengatakan ledakan itu terlalu kuat.

"Kami sedang duduk di TKP. Saya pertama kali melihat asap, kami berdiri dan kami pikir itu dari barbekyu. Kemudian beberapa menit kemudian, ada ledakan besar," Janoz Laguihon, saksi, mengatakan kepada CNN Filipina.

"... Ledakan mengejutkan dan benar-benar membuat banyak orang menangis, Anda dapat mendengar jeritan saya melihat kaki seorang gadis berdarah, mungkin hancur" seorang saksi lain menambahkan.

Kepala kepolisian Davao, Manuel Guerlan mengatakan pos-pos pemeriksaan telah diperluas hingga titik keluar kota, "Sebuah penyelidikan menyeluruh sedang dilakukan untuk menentukan penyebab ledakan," katanya. "Kami menyerukan kepada semua orang agar tetap waspada"

Semenjak menjabat, Presiden Duterte biasanya menghabiskan akhir pekannya di Davao, sehingga kehadirannya di sana pada hari Jumat kemarin itu tidak biasa. Di mana Duterte pada hari Kamis telah mengabaikan rumor bahwa ada sekelompok orang yang akan membunuh dia.

Ditanya tentang rumor tersebut, juru bicara kepresidenan Abella menjelaskan Duterte sebagai sosok yang heroik dan berkata: "Itu bagai sarapan baginya, itu bukan sesuatu yang baru bagi ia"

Demikian berita berjudul Presiden Filipina Abaikan Isu Pembunuhan Dirinya, Bom Pun Meledak. Sumber straitstimes.com
Load disqus comments

0 comments