Wednesday, August 24, 2016

Olimpiade Berakhir, Nasib Sial Malah Dialami Perenang Ini

Pesta olahraga terbesar baru saja usai, kontingen-kontingen utusan dari berbagai Negara pun kembali pulang. Namun, akhir perayaan tersebut tak seindah yang dialami Perenang asal Amerika, Ryan Lochte.

Empat sponsor selama perjalanan karirnya, ‘terpaksa’ memutuskan kontrak kerjasama setelah dirinya dirampok di sebuah pom bensin beserta tiga rekan setimnya.

Olimpiade Berakhir, Nasib Sial Malah Dialami Perenang Ini

Ia dengan Gunnar Bentz, Jack Conger dan Jimmy Feigen ditodong pistol dan dipaksa keluar dari taksi kemudian isi dompet mereka dikuras habis oleh para perampok.

Laporan insiden itupun segera direspon pihak berwenang setempat. Dan sungguh di luar dugaan, dalam rekaman CCTV kronologi kejadian yang disita Polisi untuk dijadikan bukti tersebut, sama sekali tidak menunjukkan adanya insiden perampokan seperti yang dilaporkan Ryan.

Malah sebaliknya, Kepala Kepolisian Rio, Fernando Veloso menyebutkan perenang ini dalam keadaan mabuk, merusak dan mencemari beberapa fasilitas umum di dalam pom bensin. Sehingga seorang security terpaksa mengeluarkan pistol menuntuk agar perenang ini membayar ganti rugi kerusakan.

Hal ini dibenarkan oleh saksi mata dari seorang DJ lokal bernama Fernando Deluz yang kebetulan berada di pom bensin saat itu. Yang kemudian berinisiatif merelai kebuntuan dalam hal bahasa yang dilihatnya antara si security dan Ryan Lochte beserta tiga orang rekannya.

"Begitu melihat senjata, saat itulah Saya khawatir," kata Deluz, “(kejadian) Itu begitu cepat, dan apa yang saya lakukan hanya untuk mengatasi situasi,

Olimpiade Berakhir, Nasib Sial Malah Dialami Perenang Ini
"Kalau bukan karena ingin menyelesaikan itu, saya pikir buat apa melibatkan diri, dan kepala polisi berkata kepada saya, 'Bung, jika Anda tidak pergi ke sana pada saat itu, tragedi bisa terjadi'"
Dia mengatakan, Lochte, yang paling mabuk dalam kelompok itu, yang nyaris memaksa penjaga keamanan untuk bertindak tegas setelah awalnya mereka berusaha melarikan diri dari TKP. Dan mengatakan bahwa mereka (Lochte dan kawan-kawan) tidak pernah meminta maaf atas kerusakan yang mereka timbulkan.

"Itulah sebenarnya yang terjadi, bahkan tanpa rasa bersalah merobohkan rambu-rambu. Ini adalah sikap orang-orang yang mengacaukan tempat, lalu mencoba pergi tanpa solusi yang memuaskan," kata Deluz.

Akhirnya, kepolisian setempat mengumunkan kepada publik, bahwa laporan Lochte kepada polisi perihal mereka dirampok dan ditodong senjata merupakan cerita bohong dan menyatakan perenang itu telah membuat laporan palsu.

Menyusul insiden 14 Agustus itu, Lochte pun menyumbangkan 50 ribu Dollar untuk ‘Save The Children’ sebagai permintaan maafnya dan kembali ke Amerika Serikat. Sementara tiga rekan lainnya masih ditahan di Brasil, karena masalah paspor.

Namun cerita tidak sampai di sini, perusahaan asal Amerika yang mensponsori Lochte menyampaikan bahwa perilaku yang telah dilakukannya tidak bisa dimaafkan dan tentu saja itu telah bertolak belakang dengan brand yang tlah lama mensponsorinya.

"Saya menghormati keputusan tersebut dan berterima kasih telah memberiku kesempatan sebagai mitra selama bertahun-tahun," Lochte, 32, mengatakan dalam sebuah pernyataan menyusul pengumuman swimwear perusahaan sponsor,"Saya bangga dengan prestasi yang telah kami capai bersama-sama"

Cerita bohong Lochte ini menyebabkan otoritas penyelenggara Olimpiade begitu sangat dipermalukan, di mana laporan palsu tersebut meragukan keamanan Olimpiade yang telah mengerahkan 85.000 polisi maupun tentara. Dua kali lipat dari jumlah yang digunakan pada Olimpiade London 2012 lalu.

Selain itu, insiden tersebut merupakan tindakan tidak disiplin bagi seorang atlit. Dan perenang peringkat kedua Amerika Serikat ini bisa saja mendapat sanksi dari Komite Olimpiade Internasional.

Sekian berita dengan judul Olimpiade Berakhir, Nasib Sial Malah Dialami Perenang Ini. Sumber news.com.au
Load disqus comments

0 comments