Thursday, November 03, 2016

FA Inggris dan Skotlandia Menentang Larangan POPPY Meski Ada Ancaman Sanksi FIFA

UK Trends Google Search - Asosiasi Sepakbola Inggris dan Skotlandia menegaskan, menentang larangan bagi pemain yang mengenakan simbol bunga poppy ketika tim bertemu pada Armistice Day (Hari Gencatan Senjata).

Kedua FA Sepakbola tersebut akan tetap membiarkan para pemainnya memakai ban lengan hitam dengan emblem poppy dan bersedia menerima hukuman apapun. Sekjen FIFA, Fatma Samba Diouf Samoura mengatakan kepada BBC Sport "sanksi jenis apapun" harus dipatuhi.

FA Inggris dan Skotlandia Menentang Larangan POPPY Meski Ada Ancaman Sanksi FIFA
Badan sepak bola dunia memang tlah melarang pesan-pesan politik, agama atau pesan-pesan komersial di baju. Sementara, Perdana Menteri Inggris, Theresa May menyebut aturan itu "keterlaluan"
Kepala eksekutif FA Inggris Martin Glenn kepada BBC Sport, bahwa pemain dari kedua belah pihak akan mengenakan ban lengan hitam dengan simbol poppy - tradisi untuk mengenang mereka yang gugur selama Perang Dunia Pertama - "sebagai prinsip"

SFA juga menegaskan hal itu "bersedia membayar sanksi sesuai dengan (jumlah pemain yang) dimiliki tim Nasional Skotlandia yang mengenakan ban lengan hitam bunga poppy"

Inggris akan berhadapan dengan tim Skotlandia di Wembley pada 11 November 2016 di babak kualifikasi untuk Piala Dunia 2018.

Kendati belum berkomitmen untuk menentang larangan tersebut, Asosiasi Sepak Bola Wales juga bersurat ke FIFA agar diberi izin memakai ban bunga poppy pada lengan selama pertandingan mereka melawan Serbia di Cardiff pada tanggal 12 November.

Namun, Glenn mengatakan: "Kami berdiri bahu-membahu dengan bangsa-bangsa lain akan hal ini, kita semua merasa sangat kuat. Ini bukan simbol politik dan saya pikir, orang-orang akan setuju dengan kami.."

FA Inggris dan Skotlandia Menentang Larangan POPPY Meski Ada Ancaman Sanksi FIFA

Opsi pengurangan poin bisa menjadi salah satu pilihan terbuka FIFA memutuskan hukuman bagi kedua FA, tapi Glenn tidak percaya. Dia menjelaskan: "Kami pikir, kami tidak melanggar hukum - mereka salah mengartikan itu. Saya yakin, ini bukanlah sesuatu yang kejam.."

Ketika masalah ini muncul di tahun 2011, dicapai kesepakatan di mana pemain diizinkan untuk memakai ban lengan dengan simbol poppy. FA Inggris dan Skotlandia pun telah meminta ijin ke FIFA untuk melakukan hal yang sama minggu depan. Namun disampaikan kepada mereka, bahwa hal itu akan melanggar hukum permainan.

Kedua FA akan terus bernegosiasi dengan FIFA dan berharap agar menemukan solusi damai. Tapi Samoura mempertanyakan, mengapa pengecualian harus dibuat (hanya) untuk Inggris, Skotlandia dan Wales (saja), "Kami harus menerapkan keseragaman hukum dari permainan bagi 211 anggota asosiasi," katanya.

"Inggris bukanlah satu-satunya negara yang menderita akibat perang. Pertanyaannya adalah, mengapa kita melakukan pengecualian hanya untuk satu negara dan bukan kepada seluruh dunia?"

Saat ditanya apakah kedua tim dapat dihukum karena menentang larangan tersebut, dia berkata: "Sungguh, Ini bukanlah ambisi saya tuk menghukum siapa pun. Mereka hanya perlu mengenali diri mereka sendiri bahwa mereka adalah bagian dari aturan permainan dan mereka harus siap menghadapi segala jenis sanksi atau tindakan"

Petisi yang mendesak agar FIFA tidak menegakkan larangan tersebut, telah ditandatangani lebih dari seperempat juta orang. Sebelumnya pada Hari Rabu (2/11), masalah ini diangkat di Parlemen.

Pada pertemuan IFAB hari ini, Kamis (3/11), Ketua FA Skotlandia dan Inggris Stewart Regan dan Glenn berharap dapat meyakinkan para pejabat agar memungkinkan para pemain dapat memakai bunga poppy. Chief executive FAW Jonathan Ford juga akan berada di pertemuan itu.

Berkaitan dengan permasalahan ini, FIFA telah dituduh berat sebelah setelah munculnya pemain Republik Irlandia yang mengenakan simbol politik di baju mereka dalam pertandingan persahabatan melawan Swiss pada 25 Maret, dalam rangka menandai seratus tahun Easter Rising.

Damian Collins MP, ketua Budaya, Media dan komite Olahraga, mengatakan ia telah meminta FIFA untuk "mengklarifikasi masalah ini"

Easter Rising adalah pemberontakan Irlandia melawan pemerintahan Inggris, yang berlangsung dari 24-29 April 1916 dan mengakibatkan 485 jiwa meregang nyawa.

Dewan Asosiasi Sepakbola Internasional atau IFAB, dibentuk dari empat federasi Inggris bersama dengan FIFA. Bertanggung jawab untuk merumuskan hukum permainan, yang selanjutnya dalam hal ini ditegakkan oleh FIFA.

Hukum mencakup segala sesuatu dari lapangan permainan untuk atribut yang digunakan dan bagaimana hasil pertandingan ditentukan.

SUMBER: BBC NEWS
Load disqus comments

0 comments